Medieval Torture – Brazen Bull

Seri kedua metode penyiksaan di abad pertengahan.

Metode penyiksaan yang satu ini sebenarnya sudah dilakukan sejak jaman Yunani kuno, ditemukan oleh Perillos dari Athena. Ia mengajukan metode ini kepada Phalaris, seorang pemimpin tiran dari Akraga. Phalaris menyetujui idenya, dan lantas dilaksanakanlah metode hukuman ini.

Apesnya, Saat alat ini selesai dibuat, Phalaris malah menyuruh Perillos sendiri untuk mencoba alat hukuman ini. Perillos memang tidak mati di dalam alat buatannya, namun ia tetap saja mati, ketika ia dilempar ke sebuah jurang oleh Phalaris.

Secara penampilan, alat ini persis menyerupai seekor banteng yang terbuat dari logam, dengan pintu di luarnya.

Si korban akan disimpan di perut “banteng”, dan api akan dinyalakan dibawahnya. Dengan kata lain si korban direbus dalam udara panas. Semakin berat kejahatan si korban, maka akan semakin lama ia berada di tempat menyiksa itu.

Untuk lebih “menyemarakan” hukuman, bangsa Yunani kemudian menambahkan lubang sehingga teriakan korban akan terdengar seperti suara banteng. Asap juga akan keluar dari hidung banteng tersebut.

Medieval Torture – Judas Cradle

Seri tulisan ini memuat metode2 penyiksaan yang dilakukan di jaman abad pertengahan. Dengan tujuan membuat kita bersyukur bahwa kita tidak dilahirkan di masa tersebut.

Pembahasan pertama adalah metode penyiksaan yang disebut dengan Judas Cradle

Judas cradle adalah metode penyiksaan yang dilakukan dengan cara menempatkan sang korban di atas kursi berbentuk piramid. Kaki korban diikat sedemikian rupa sehingga pergerakan satu kaki dapat memaksa pergerakan kaki lainnya yang menyebabkan rasa sakit tak terbayangkan. Mengapa ?

Masalahnya ujung kursi berbentuk piramid tersebut ditancapkan ke lubang anus/vagina sang korban. Jadi harap dibayangkan sendiri bagaimana rasa sakitnya. Penyiksaan ini bisa berlangsung berjam-jam hingga berhari-hari.

Kematian


Waktu yang dibutuhkan bagi seorang korban untuk mati biasanya berbeda antara setiap orang. Kadang2 penyiksa akan menaruh pemberat pada kaki sang korban sehingga menambah rasa sakit dan mempercepat kematian si korban. Cara lainnya adalah dengan mengoleskan minyak di alat tersebut, sehingga… hmmm tidak ada kata untuk menggambarkan rasa sakitnya…

Alat ini sangat jarang dibersihkan. Sehingga kuman2 akan berkumpul di atasnya. Sang korbantidak hanya merasakan sakit dari penyiksaan ini, tapi juga dari rasa perih akibat infeksi yang ditimbulkan. Biasanya sang penyiksa akan mengangkat sang korban dan menjatuhkannya berkali-kali saat mengorek informasi dari si korban.

Informasi lain

Judas cradle disebut juga sebagai culla di Giuda di Italia, Judaswiege di Jerman danĀ  The Wake di Perancis.

Si korban biasanya dibiarkan telanjang saat disiksa untuk menimbulkan rasa malu. Nah, silahkan memberi nilai pada metode penyiksaan ini…

Succubus & Incubus

Hidupmu di sini hanya ziarah” – Guillaume Digulleville

Abad pertengahan merupakan masa yang kurang beruntung bagi kaum wanita, ketika itu mereka diasosiasikan dengan penggoda iman manusia. Pada suatu sandiwara abad ke-12 yang berisi ajaran moral, ditampilkan seorang Hawa sedang membujuk suaminya dengan mendesak,” Adam, makanlah segera buah ini, agar engkau lebih bahagia. ” Penggoda2 ini kemudian mengambil tempat dalam legenda2.

Salah satu legenda yang terkenal adalah siluman wanita yang disebut Succubus, yaitu setan yang mengambil bentuk wanita cantik untuk merayu laki-laki (terutama pendeta) dalam mimpi untuk melakukan hubungan sexual. Mereka mengambil energi dari laki-laki untuk bertahan, sampai titik kelelahan atau kematian korban. Doa-doa pemuda saat itu biasanya menyertakan harapan agar Tuhan melindungi mereka dari godaan Succubus.

Tetapi tidak hanya itu, ada juga setan-setan yang menyamar dalam rupa pria, yang akan berbaring di samping wanita2, dengan tujuan berhubungan seks dengan mereka. Berdeda dengan succubus, tujuan mereka adalah mendapatkan anak dari hasil hubungan seks tersebut. Dalam beberapa tradisi, ciri-ciri dari Incubus ini adalah penis yang terasa dingin. Dalam tradisi agama saat itu, hubungan yang terus menerus dengan incubus atau succubus dapat berakibat pada kematian.

Dalam kitab Malleus Maleficarum, yang diterbitkan tahun 1487 dn berisikan panduan2 mengenai pembasmian penyihir, dijelaskan bahwa succubus berperan mengumpulkan sperma dari kaum pria dan akan memberikannya kepada incubus yang akan memasukannya dalam wanita yang ditiduri, sehingga menghasilkan anak yang memiliki sifat setan.

Di Indonesia, fenomena ini mungkin muncul dalam kisah “kolor ijo” yang terbukti hanya merupakan khayalan ibu-ibu kesepian yang tengah mencari sensasi.

Akhir kata, mari kita sama2 berdoa agar terhindar dar godaan succubus dan incubus… amien…

  • Tulisan terbaru, sehangat batagor yang baru digoreng

  • PENGUMUMAN!!! Blog ini tidak memiliki afiliasi dengan organisasi berikut

    Kelompok Teroris Sadness Liberation Army (SLA)

  • NEW PRODUCT!

    Sehat Kuat bagai Hansip!

  • Blog bebas iklan dan pornografi